Cerita Seru Cegah Sampah Selama 7 Hari, Penuh Drama Tapi Dihentikan Baper !!
Cerita Seru Cegah Sampah Selama 7 Hari, Penuh Drama Tapi Dilarang Baper !!- Memulai hidup minim sampah itu berat, tapi kita harus besar lengan berkuasa ! Ya, bila bukan kita yang peduli dengan sampah siapa lagi. Bayangkan tumpukan sampah yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), menjadi persoalan gres disekitarnya. Bahkan sanggup menjadi tragedi baru, menyerupai ledakan yang terjadi di TPA Laeuwigajah Bandung pada tahun 2005 lalu.
Kenapa Harus Cegah Sampah?
Melakukan gaya hidup minim sampah membutuhkan effort yang besar dalam tahap pengolahan sampahnya. So lebih baik lakukan langkah awal, cegah sampah. Bukankah mencegah lebih gampang daripada mengolah?
Faktanya, ketika cegah sampahpun tidak mudah. Seperti yang akan saya ceritakan disini. Perjalanan selama tujuh hari mencegah sampah. Baca terus ya ;-)
Tujuh Hari Cegah Sampah
💠 Day 1
Hari pertama memulai tantangan kedua di Rumah Belajar Zerowaste Ibu Profesional Surabaya, saya mulai pada 18 Januari 2019. Seperti biasa, belanja menjadi kegiatan rutin bagi saya. Belanja saya di hari pertama ialah sayur mayur, cabai dan cecek.
Baca Juga : Memulai Zero Waste dengan 3 M
Dari rumah sudah sedia tas belanja sendiri. Tapi gagal cegah sampah, alasannya ialah sayur mayur yang dibeli sudah dikemas dalam bentuk plastk. Sayur sop, cabe, tomat dan ceceknya sudah dikemas dalam bentuk plastik. Baiklah, hingga rumah plastik pribadi masuk daerah penyimpanan. Bulan depan disetor ke bank sampah.
💠 Day 2
Saya ini kopiholic, ada yang kurang bila sehari nggak ngopi. Apalagi ketika jam mengajar begitu padat, duh niscaya butuh dopping kopi. Biasanya selalu pesan kopi di kantin kantor, cuma mereka itu nggak pakai gelas beling gitu, pakai gelas plastik atau kemasan sekali pakai. Tiap hari beli kopi sama dengan tiap hari nambah populasi sampah plastik. Ampun!
Alhamdulillah sanggup tumbler dari program ISEF kemarin. Maka kini bila mau ngopi ngga beli lagi. Bawa dari rumah, tumblernya bikin kopi tetap panas hingga simpulan ngajar. Mantap kan? Cegah sampah dan ekonomis uang jajan, hahaha.
So, hari kedua ini berhasil cegah sampah. Horeeee...
💠 Day 3
Terkadang agenda ngajar sanggup seharian gitu, dari jam 1 siangsampai jam 20.00. Kalau sudah sanggup agenda menyerupai itu, pastinya makan malam harus di lokasi ngajar.
Baca Juga : Tips Olah Sampah Ala Omah Rame
Nah hari ketiga tetap ingin konsisten cegah sampah, maka bawa bekal jadi solusi. Bawa botol air minum, tumbler buat kopi dan kotak makan. Perut kenyang, dompet aman. Zerowaste nggak bikin zero isi dompet, iya kan? ^_^.
💠 Day 4
Hari keempat, waktunya belanja lagi. Kali ini untuk stock telur. Maklum telur tu jadi kuliner poki, yang selalu harus ada di rumah. Soal cangkang telur damai saja sanggup ditaburkan di taman depan rumah, bikin tanaman tambah subur. Atau jadi materi compos artnya anak-anak.
Tapi oh tapi, kenapa beli telur itu harus selalu di kasih tas kresek ya, hmm mungkin besok-besok pas beli telur bawa tas belanja seukuran kantong plastik kecil. Dan kenapa juga beli telur puyuh harus sudah dalam kemasan plastik ya? Begitu juga ketika beli emping. Hmmm hari keempat gagal total ni. Adakah yang punya tips beli telur tanpa harus terima kantong plastik?
💠 Day 5
Hari kelima, mau belanja ikan dan ayam. Selain bawa tas belanja juga sedia wadah buat ikan dan ayam. Saat beli ayam dan ikan berhasil tanpa kantong plastik.
Eh pas beli tahu, walau sudah bawa wadah sendiri nggak ada tahu yang tanpa kemasan plastik. Lalu mau cari tempe kemasan daun eh ada sih tapi tetap dikemas dalam plastik! Duh...
Baca Juga : Sepuluh Langkah Memulai Gaya Hidup Zerowaste
💠 Day 6
Di hari keenam tantangan cegah sampah, saya lagi kurang sehat. Perut rasanya mual, tidak nafsu makan. Kalau sudah menyerupai itu jadi malas melaksanakan kiprah domestik juga. Malas masak, beli masakan saja. Ambil rantang beli soto ayam depan rumah. Bebas sampah plastik sih.
Tapi ketika di lokasi mengajar. Perut lapar tapi mual. Maunya makan yang manis-manis. Depan kantor ada toko roti. Alhasil beli puding leci. Perut kenyang mual pun hilang. Tapi jadi menghasilkan sampah plastik kemasan puding. Maafkan 🙏
💠 Day 7
Masih menyerupai kemarin, masih berasa mual dan malas masak. Tapi kali ini tidak mau kecolongan. Makan siang bakso sebelah kantor. Makan ditempat. Minumnya es jeruk tanpa sedotan ya. Alhamdulillah kekenyangan hari ini tidak menghasilkan sampah plastik.
Nah itu tadi kisah seru saya ketika menjalani tujuh hari cegah sampah. Memang tidak mudah, pun tidak selalu berhasil. Tetapi paling tidak tetap harus berusaha. Memang di tantangan kali ini saya masih berfokus cegah sampah plastik saja. Menurut saya memang lebih utama cegah sampah plastik dulu, alasannya ialah toh sampah jenis ini kan yang sifatnya awet dan tak terurai. Maka ketika kita berhasil mencegahnya, kita tak perlu repot-repot untuk mengolahnya.
Hidup minim sampah itu berat, tapi tetap harus semangat. Hidup minim sampah selalu penuh drama, tapi tidak boleh baper. Tak boleh patah semangat.
Ini ceritaku wacana cegah sampah biar hidup lebih minim sampah. Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan untuk mencegah sampah setiap harinya? Sharing yuk 😊
#laskarzerowaste1pekan2
#rumbelzerowaste
#ipsurabayaraya
#minimsampahmulaidarikita
Comments
Post a Comment