Monumen Kapal Selam Surabaya, Destinasi Sejarah Laut Yang Menarik
Monumen Kapal Selam Surabaya, Destinasi Sejarah Maritim yang Menarik, Beberapa waktu lalu, saya mengajak bawah umur berkeliling wisata maritim yang ada di Surabaya. Salah satu tempat wisata maritim yang kami kunjungi yaitu Monumen Kapal Selam atau yang sanggup disebut Monkasel. Monkasel terletak di bantaran sungai Kalimas, tepatnya berada di Jalan Pemuda 39 Surabaya.
Sejarah Monumen Kapal Selam
Tahukah kamu, Monkasel ini yaitu monumen skala penuh alias bukan replika. Monumen ini yaitu kapal selam sungguhan yang mempunyai sejarah penting bagi Indonesia. Monumen ini yaitu kapal selam berjulukan KRI Pasopati 410. Kapal selam buatan Uni Soviet ini diproduksi tahun 1952, dan merupakan kapal selam pertama yang dimiliki Indonesia.
Kapal selam ini yaitu jenis kapal SS tipe Whiskey Class yang mempunyai panjang 76,6 meter dan lebar 6,30 meter. Kapal selam ini mulai beroperasi pada 29 Januari 1962. Kapal selam ini mempunyai beberapa kiprah penting, mulai dari menghancurkan garis batas musuh, melaksanakan pengintaian sampai melaksanakan penggrebekan diam-diam.
Salah satu jasa terpenting kapal selam Pasopati 410 ini yaitu keikutannya dalam operasi Trikora (Tri Komando Rakyat). Tahun 1962, Presiden Soekarno mengeluarkan operasi Trikora dalam rangka pembebasan Irian Barat. Operasi ini diambil alasannya Belanda mengingkari isi dari KMB (Konferensi Meja Bundar). Dimana Belanda kesepakatan akan mengembalikan Irian Barat satu tahun pasca penandatanganan. Lebih dari satu dasawarwa berlalu, Irian Barat tak dikembalikan juga. Maka, konfrontasi militer dilakukan. Operasi Trikora di maritim Aru, menjadi bukti kegagahan Pasopati 410.
Pembangunan monumen ini dimulai pada 1995, kala itu Surabaya dipimpin oleh Walikota Basofi Sudirman. Pembangunan monumen ini tidaklah gampang. Kapal selam dipotong menjadi 16 bagian, kemudian di rakit kembali diatas pondasi kapal. Monkasel resmi dibuka untuk umum pada 15 Juli 1998.
Monkasel yaitu satu-satunya monumen kapal selam yang ada di Asia Tenggara. Tujuan pembuatan monumen ini yaitu untuk memperlihatkan apresiasi atas jasa yang dilakukan oleh Angkatan Laut dalam upaya mempertahankan kedaulatan Indonesia. Pasopati 410 telah mengabdi selama 38 tahun. Secara resmi Pasopati 410 dinonaktifkan pada Januari 1990. Monkasel semakin melengkapi Surabaya sebagai kota pahlwan. Menjadi salah satu destinasi wisata maritim yang sangat menarik.
Fasilitasi Monkasel
Di Monkasel ini pengunjung sanggup mencicipi sensasi berada di dalam kapal selam. Apalagi anak-anak, mereka sangat antusias menikmati setiap tur dalam kapal selam legendaris. Ya, ketika memasuki kapal selam ini, aka nada pemandu yang menemani sepanjang perjalanan menyusuri setiap sudut ruangan yang ada di KRI Pasopati 410. Pemandu akan menjelaskan setiap sudut ruangan yang ada dalam kapal selam ini. Bagi saya, ini yaitu kunjungan kali ketiga. Tapi saya tetap menikmati melihat seisi kapal.
Kapal selam Pasopati 410 ini mempunyai beberapa serpihan ruangan, antara lain :
1. Ruang Torpedo, terdapat 4 peluncur torpedo
2. Ruang Periskop, ruangan ini berfungsi untuk sentra gosip tempur
3. Ruang Torpedo Buritan, disini terdapat dua peluncur torpedo
4. Ruang Listrik
5. Ruang Diesel
6. Ruang Tinggal Perwira
7. Ruang ABK
8. Toilet
9. Dapur
10. Ruang Makan
Setelah puas menjelajah setiap sudut kapal, kami menuju ruang Videorama. Di ruangan ini kami sanggup melihat film documenter yang menceritakan sejarah KRI Pasopati 410. Dimulai dengan sepak terjang pengabdiannya pada Indonesia sampai proses pembuatannya sebagai monumen. Dalam film ini, bawah umur sanggup mengambil pelajaran wacana usaha para pendekar dalam menjaga kedaulatan Indonesia. Khususnya para tentara Angkatan Laut, kiprah mereka sungguh besar. Mereka rela berkorban, tak sedikit yang jadinya menjadi pendekar tanpa watu nisan. Sebab jasadnya terkubur di lautan.
Monkasel juga dilengkapi akomodasi bak renang kecil. Kolam renaang ini khusu anak-anak, supaya mereka betah berlama-lama disini. Ketika sore tiba, daerah Monkasel menjadi rame dengan banyaknya muda-mudi yang menghabiskan waktu di café sambil mendengarkan live music. Monkasel juga mempunyai beberapa akomodasi penunjang, diantaranya musola, kantin dan toilet. Oh ya, disini juga terdapat beberapa took yang menjual souvenir.
Monkasel, Cagar Budaya Surabaya
Surabaya mempunyai banyak bangunan cagar budaya. Jumlah cagar budaya yang ada di Surabaya diperkirakan sebanyaak 220 buah. Salah satunya yaitu Monkasel. Monkasel yaitu cagar budaya berjenis museum. Keberdaan Monkasel menjadi perhiasan keabsahan Surabaya sebagai kota pahlwan. Monumen ini yaitu salah satu destinasi sejarah maritim yang menarik, khusunya bagi anak-anak. Anak-anak mengetahui kiprah besar tentara Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan Indonesia. Pengalaman masuk ke dalam kapal selam menjadi hal yang luar biasa bagi anak-anak. Semoga perjalanan kami kali ini semakin menciptakan kami mengenal sejarah bangsa dan menghargai jasa-jasa pahlawan. Bukankah bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghargai jasa pahlawannya?
Tiket Masuk
Tiket masuk ke dalam Monkasel ini dibandrol dengan harga Rp. 7.500 untuk setiap pengunjung.
Jam Operasional
v Weekdays : Senin – Jum at , mulai pukul 08.00 sampai 20.00 WIB
v Weekend : Sabtu dan Minggu, mulai pukul 08.00 sampai 21.00 WIB
Alamat Monkasel
Jalan Pemuda no 39 Surabaya
Telp. (031) 549 0410
Email : info@monkasel.com
Website : www.monkasel.com
v Terminal Purabaya :
Naik bus DAMRI jurusan THR, turun di Jalan Stasiun Gubeng. Lalu jalan kaki sekitar 200 meter
v Terminal Bratang :
Naik Lyn M, turun di Jalan Pemuda (depan Monkasel)
v Terminal Joyoboyo :
Naik Lyn N, turun di Jalan Pemuda (depan Monkasel)
v Stasiun Wonokromo :
Naik Lyn F, turun di Jalan Stasiun Gubeng. Lalu jalan kaki sekitar 200 meter.
v Stasiun Gubeng :
Jalan kaki sekitar 200 meter
Comments
Post a Comment