Keliling Yogya 1 Hari
Keliling Yogya 1 Hari. Yogya Yogya kota istimewa, ya Yogya memang selalu istimewa. Berapa kali pun menginjakkan kaki di Yogya, akan selalu menyenangkan. Entah mengapa setiap menghirup udara Yogya, hati terasa rileks dan tenang. Kamu juga gitu nggak? Hehe atau mungkin saya yang terlalu baper.
Minggu yang kemudian mendadak suami mengajak liburan ke Yogya. Liburan berdua, ya honeymoon tipis-tipis gitu deh. Perjalanan kami kali ini dimulai dari Purwodadi, Grobogan. Kebetulan kami sedang menghadiri resepsi ijab kabul adik. Kami naik motor, menempuh perjalanan dari Purwodadi menuju Yogya. Perjalanan sepanjang 121 km kami tempuh dalam waktu 3,5 jam. Benar-benar berasa honeymoon menikmati perjalanan berdua saja, seakan kembali ke masa-masa pacaran dulu.
Kuliner Yogya
Tiba di Yogya, kami pribadi mencari kawasan makan. Kali ini kami menentukan Tongseng dan Sate Klatak sebagai hidangan pembuka menikmati masakan di Yogya. Sebagai welcome drink nya yaitu teh poci gula batu.
Minuman khas Yogya ini bisa menghangatkan tubuh yang telah diterpa angina sepanjang perjalanan, hehe. Teh seduh dengan paduan gula kerikil memang perpaduan yang pas.
Minuman khas Yogya ini bisa menghangatkan tubuh yang telah diterpa angina sepanjang perjalanan, hehe. Teh seduh dengan paduan gula kerikil memang perpaduan yang pas.
Puas mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan ke hotel. Suami sudah memesan hotel melalui aplikasi Reddorz. Kami menginap di Hotel Rajadani Ackni. Hotel yang terletak di Jalan Jagalan , yang ada di kampung Beji Pakualaman. Hotel ini akrab dengan jembatan Sayidan. Jembatan Sayidan menjadi populer alasannya yaitu menjadi salah satu judul lagu grup musik Shaggy Dog . Menurut sejarahnya, jembatan ini dahulu yaitu pintu gerbang memasuki Keraton Kesultanan Yogya. Jembatan ini menjadi salah satu ikon foto selfie di Yogya.
Raminten Yogya
Malamnya kami pergi ke House of Raminten. House of Raminten ini yaitu rumah makan khas Jawa dengan konsep yang unik. Rumah makan ini bangun semenjak tahun 2008, kini menjadi salah satu destinasi wajib yang harus dikungjungi ketika berada di Yogya. Rumah makan ini buka selama 24 jam, tapi biasanya pengunjung ramai ketika malam hari. Saat kami datang disana, kami bahkan harus mengantri 45 menit untuk bisa mendapat kawasan duduk.
Interior House of Raminten ini sangat kental dengan budaya Jawa. Pera pegawainya juga berpakaian moral Jawa. Menu yang disajikan juga hidangan khas Jawa, namun dikemas dengan konsep yang menarik.
Pesanan kami yaitu es nyoklat susu, serbat dan pisang goreng keju. Cangkir es nyoklat susu yang saya pesan sangatlah unik.
Pesanan kami yaitu es nyoklat susu, serbat dan pisang goreng keju. Cangkir es nyoklat susu yang saya pesan sangatlah unik.
Oleh-Oleh Khas Yogya
Keesokan harinya yaitu waktunya berburu oleh-oleh. Perburuan buah tangan dimulai dari Kampung Gudeg Sleman. Sebenarnya ada juga sih Kampung Gudeg Wijilan, namun kami memang menentukan yang di Sleman alasannya yaitu mau berkeliling Universitas Gajah Mada (UGM). UGM menjadi tujuan travelling karena untuk memuaskan rasa ingin tau akan cinta yang tak tersampaikan. Halah, apa sih. Hehe, ini memang impian saya sih.
Mau melihat pribadi UGM dan berfoto di FISIPnya, maklum dulu pengen banget kuliah disana. FISIP UGM ini terletak di Jalan Sosio Yustisia, dalam kampus UGM.
Nama jalannya unik, ibarat perpaduan antara saya dan suami. Saya lulusan sosiologi, sementara suami seorang sarjana hukum, maaf ya kalau katrok gini, hehe.
Mau melihat pribadi UGM dan berfoto di FISIPnya, maklum dulu pengen banget kuliah disana. FISIP UGM ini terletak di Jalan Sosio Yustisia, dalam kampus UGM.
Nama jalannya unik, ibarat perpaduan antara saya dan suami. Saya lulusan sosiologi, sementara suami seorang sarjana hukum, maaf ya kalau katrok gini, hehe.
Balik lagi ke Gudeng ya, emang belum lengkap ke Yogya kalau nggak merasakan Gudeng. Pagi kami sudah sarapan Gudeng, Gudeg di PKL pinggir jalan. Rasanya tak kalah lezat dengan gudeg-gudeg bermerk yang sudah populer itu.
Di Kampung Gudeg Sleman kami membeli Gudeg di Gudeng H. Ahmad. Beli 1 besek untuk dibawa pulang, juga membeli dua gudeg kalengan yang infinit hingga satu tahun kedepan.
Di Kampung Gudeg Sleman kami membeli Gudeg di Gudeng H. Ahmad. Beli 1 besek untuk dibawa pulang, juga membeli dua gudeg kalengan yang infinit hingga satu tahun kedepan.
Tak hanya Gudeng, Bakpia juga menjadi pilihan buah tangan buat keluarga di Surabaya. Kami membeli bakpia di Bakpia Patok 25.
Gudeng sudah, bakpia juga sudah tapi rasanya belum lengkap. Maka perjalanan kami lanjutkan ke Malioboro dan Pasar Bringinharjo.
Gudeng sudah, bakpia juga sudah tapi rasanya belum lengkap. Maka perjalanan kami lanjutkan ke Malioboro dan Pasar Bringinharjo.
Selepas menikmati Bakso Tengkleng, kami pun pulang. Menuju Purwodadi.
Nah itu tadi dongeng perjalanan kami selama sehari di Yogya. Sehari memang tidak cukup sih, tapi sudah bisa menunjukkan kesan yang mendalam. Yogya selalu istimewa di hati. Setuju???.
Nah itu tadi dongeng perjalanan kami selama sehari di Yogya. Sehari memang tidak cukup sih, tapi sudah bisa menunjukkan kesan yang mendalam. Yogya selalu istimewa di hati. Setuju???.
Comments
Post a Comment