Tiga Pelajaran Berharga Dari Kelas Kurikulum Disiplin Faktual Keluarga Kita
Hari Sabtu, 15 September 2018 kemudian saya mengikuti program Kelas Kurikulum Disiplin Positif dari Keluarga Kita. Acara yang diadakan di Sekolah Cikal Surabaya ini berlangsung dari pagi sampai sore. Acara diikuti oleh 30 peserta. Sebagai fasilitator ada Mbak Yulia dan Mbak Egha dari Rangkul pusat. Setelah kelas berlangsung, ada lima pelajaran berharga yang saya dapatkan.
1. Menghilangkan Mental Block
Di awal acara, di refreshmen kembali kenapa perlu menjadi Rangkul (Relawan Keluarga Kita). Salah satu alasan menjadi Rangkul yaitu bahwa tidak ada orangtua sempurna. Menjadi orangtua yang realistia memerlukan derma sesama orangtua untuk terus belajar.
Nampaknya, saya lupa dengan tujuan ini. Selama dua tahun saya akui, saya belum pernah sekalipun mengadakan kelas bicara Rangkul. Semua itu alasannya yaitu mental block yang saya alami. Saya merasa tidak percaya diri untuk menjadi fasilitator di kelas bicara. Masih merasa belum menjadi orangtua yang baik.
Padahal, kelas bicara yaitu proses berguru bersama dengan sesama orangtua. Semua sanggup saling sharing wacana pengasuhan bersama. Kelas bicara bukan ajang pamer keberhasilan menjadi orangtua. Sebagaimana mbak Egha bercerita, kelas bicara sebagai terapi berobat jalan sebagai orangtua. Bahwa orangtua harus selalu berguru untuk sanggup menjalankan kiprahnya dengan baik. Duh, ini pas kena hatiku banget mbak..
2. Pengasuhan Adalah Tanggung Jawab Bersama
Selama ini setiap program pengasuhan, selalu di dominasi oleh ibu-ibu. Tapi tidak di Rangkul. Banyak juga bapak-bapak menjadi Rangkul. Seperti kemarin, di kelas kurikulum disiplin positif, ada seorang bapak yang ikut serta. Pak Mansyur namanya. Beliau tidak sungkan mengikuti setiap bahan kurikulum, kendati menjadi satu-satunya pria di ruangan. Beliau tetap menyerap bahan dan berpartisipasi dengan baik. Pak Mansyur memperlihatkan pola bahwa pengasuhan tak hanya tanggung jawab ibu semata. Ayah wajib berperan serta.
3. Menumbuhkan Disiplin Positif
Menumbuhkan disiplin faktual dimulai dengan memahami anak secara utuh. Pastikan orangtua mempunyai cek list setiap tahap perkembangan anak. Sebab pelaksanaan disiplin faktual diadaptasi dengan usia dan tahap perkembangan anak. Sadari bahwa disiplin yaitu suatu cara untuk mencapai tujuan mulia : anak yang mandiri!.
Semoga semua ilmu yang saya sanggup kali ini sanggup segera dipraktekkan di rumah. Kemudian menyebarkannya di lingkungan sekitar. Belajar bersama orangtua lain untuk sanggup menjadi orangtua yang realistis.
Jadi, siapa yang mau ikut kelas bicara Rangkul?
Sumber http://www.deestories.com/
Comments
Post a Comment