Home Education Berbasis Digital





Keluarga secara sosiologis di definisikan sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga menjadi distributor sosialisasi primer dalam menanamkan nilai dan norma sosial. Maka sejatianya, pendidikan yang utama ialah pendidikan keluarga. Menyadari tugas tersebut, saya dan pasangan bersepakat bahwa kami akan menerapkan home education dalam keluarga kami.


Apa itu Home Education


Home Education  (HE) atau pendidikan berbasis rumah sejatinya ialah amanah bagi setiap orangtua. Melalui home education orangtua berperan sebagai pendidik utama anak. Dengan HE rumah-rumah menjadi miniature peradaban. Peradaban sebuah masyarakat berawal dari rumah. Dalam proses pelaksanaannya HE dilakukan dengan cara membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) semua potensi fitrah yang ada dalam diri anak biar mereka bisa mencapai tugas sejatinya dengan watak mulia.


Mengapa Perlu Home Education

Ada empat alasan utama mengapa perlu menerapkan HE.

💠 No One Responsible Except Us

Tidak ada yang lebih bertanggungjawab mendidik belum dewasa selain orangtua. HE ialah amanah dan kesejatian tugas bagi semua orangtua, tidak tergantikan oleh siapapun dan tidak bisa digantikan oleh siapapun.
Dan tidak ada forum dan guru yang paling nrimo di muka bumi ini selain orangtua.        
                                                                                                                                                             
💠 It Takes A Village To Raise A Child

Diperlukan orang sekampung untuk membesarkan anak. Konsep berjamaah hendaknya juga diimplementasikan untuk pendidikan. HE juga memerlukan pemberian komunitas sekitar. 

💠Helping Children With Their Own Potency
Setiap anak itu unik. Mereka mempunyai potensinya sendiri. Pendidikan ialah proses interaksi antara fitrah individual dan fitrah komunal. Rumah menjadi kawasan terbaik untuk berinteraksi, merawat dan menumbuhkan fitrah. Melalui HE setiap potensi anak sanggup dikembangkan sesuai fitrah dan tugas peradabannya.

💠Miniatur Peradaban
Rumah ialah miniature peradaban. Bila rumah bisa menumbuhkan setiap potensi fitrah, maka akan secara kolektif menjadi awal mula berdirinya peradaban yang baik.


Memulai Home Education

Orangtua ialah fasilitator utama dalam menjalankan home education. Maka langkah awal dalam memulai home education dimulai dari orangtua lebih dahulu. Orangtua perlu mendidik dirinya terlebih dahulu. Memperbanyak ilmu yang bisa mendukung proses home education. Baru kemudian hal-hal teknis dalam home education bisa dilakukan.

Teknik memulai home education (HE) berdasarkan Septi Peni Wulandani (SME Home Education) ialah sebagai berikut :

a) Berdiskusi secara rutin antara anda dan pasangan wacana konsep HE.  Jadikan setiap hari ahad sebagai waktu khusus dalam membahas HE. Mulai dari perencanaan jadwal hingga penilaian pelaksanaannya.


b) Seringlah berguru bersama dengan pasangan kita wacana HE, baik dengan silaturahim, ikut seminar, bedah buku dan lain-lain kemudian segera tentukan apa hal-hal baik yang bisa segera kita terapkan di keluarga kita.

c) Berpeganglah teguh pada Al Alquran dan Hadist sebagai teladan utama kita mendidik anak. Yang lain hanya jadikan referensi, jangan justru menciptakan anda bingung.

d) Belajarlah melihat potensi unik belum dewasa kita, kemudian perkuat sisi keunikan tersebut, ingat anak kita ialah “limited edition” hanya kita yang paham, jangan pasrahkan ke orang lain.
Setiap anak mempunyai potensinya masing-masing. Kenali potensinya dengan banyak melaksanakan kegiatan bersama. Amati dan catat setiap hasil berguru bersama anak, dengan demikian kita akan mampu  mengetahui potensi anak.  


e) Mulailah menciptakan kurikulum untuk belum dewasa kita dengan sederhana, mulai dari acara mereka 0-2 tahun, 2-7 tahun, 7-10 tahun, 10-14 dan lebih dari 14 tahun.

f) Perkuat bonding anda bersama anak-anak  di usia 0-7 tahun ini. Perkuat dengan bahasa ibu dan bermain bersama alam. Makara sebaiknya jangan terlalu dini memasukkan anak ke forum yang berjulukan “sekolah.”
Lakukan banyak acara bersama anak, khususnya acara di alam bebas. Biarkan anak mengamati dan mengambil pelajaran dari alam sekitarnya.


g) Ketika sudah memasuki usia sekolah perkaya wawasan anak dengan banyak sekali konsep pendidikan. *Ingat* “sekolah” itu hanya bab pilihan dari pendidikan, bukan satu-satunya.

Home Education Berbasis Digital

Sesuai dengan perkembangan zaman, dimana ketika ini teknologi digital berkembang sangat masif, maka kami melaksanakan home education berbasis digital. Home education berbasis digital berarti memakai banyak sekali bentuk teknologi digital dalam pelaksanaan home education. Ada tujuh langkah yang kami lakukan dalam melaksanakan home education berbasis digital.

1. Pilih Teknologi

Langkah awal memulai home education berbasis digital ialah dengan menentukan perangkat teknologi. Teknologi digital didefinisikan sebagai  Teknologi digital ialah teknologi yang dilihat dari pengoperasionalannya tidak lagi banyak memakai tenaga manusia. Tetapi lebih cenderung pada sistem pengoprasian yang serba otomatis dan canggih dengan sistem komputeralisasi.

Beberapa teknologi digital yang menjadi pilihan kami antara lain :

a. Smart Phone



Smart Phone atau telepon terpelajar ialah telepon gengam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang ibarat komputer. Melalui smart phone, kami bisa mencari acuan yang mendukung proses home education kami. Selain itu, dengan smart phone kami bisa terhubung dengan banyak sekali komunitas yang sangat membatu kami menjalankan home education.

b. Modem


Modem berasal dari kependekan dari modulator demodulator. Modem ialah alat yang menyediakan sinyal internet. Ya, apalah arti kala digital tanpa internet. Internet ialah teknologi yang menghubungkan kita dengan dunia secara luas. Sejak ditemukan pada tahun 1969, internet telah banyak memperlihatkan fasilitas bagi umat manusia, khususnya dalam mencari informasi.


c. Laptop
Laptop menjadi alat pembelajaran home education kami. Dengan laptop kami sebagai orangtua bisa menyajikan banyak sekali bahan home education. Juga menuliskan setiap progres home education kami.


d. Printer


Dengan printer kami bisa mencetak semua dokumen yang diharapkan untuk home education. Mulai dari kurikulum, jadwal harian, laporan portofolio hingga mencari bahan pengajaran.
Printer juga membantu kami dalam menyediakan worksheet bagi home education di rumah kami.

e. Smart Hafiz



Home education berbasis digital juga membutuhkan perangkat yang memadai. Salah satunya ialah "Smart Hafiz". Smart Hafiz merupakan Inovasi terbaru dari Al Qolam , produk edukasi belum dewasa Islami yang mempunyai banyak sekali konten edukasi dan juga Fun. Dengan kualitas bunyi yang sangat baik, smart hafiz ini mempunyai fitur karaoke untuk media anak mengaji dan bernyayi.


2. Pilih Aplikasi

Setelah menentukan perangkat teknologi, langkah selanjutnya ialah menentukan aplikasi. Aplikasi di kala digital bagai pisau bermata dua. Bila kita tidak bisa menentukan dengan baik, maka akan menjadi hal yang negatif. Beberapa aplikasi yang kami pilih untuk mendukung home education dalam keluarga kami antara lain :

a. WhatsApp


WhatsApp Mesenger atau WhatsApp saja ialah aplikasi pesan untuk smartohone dengan basic mirip BlackBerryMessenger. WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, alasannya ialah WhatsApp Messenger memakai paket data internet yang sama untuk email browsing web, dan lain-lain.

WhatssApp menjadi sekolah virtual bagi kami. Banyak ilmu yang kami sanggup dengan bergabung dalam grup WhatssApp. Grup WhatssApp yang kami ikuti ialah komunitas-komunitas yang berkaitan dengan home education, contohnya HEBAT Community dan Institut Ibu Profesional.

b. Note


ColorNote Notepad ialah salah satu dari sekian banyak aplikasi yang ada di Android untuk pencatatan virtuaal. Dengan aplikasi ini saya sanggup mengisi ponsel cerdas saya dengan 'post-it' berwarna-warni, untuk memastikan saya tidak lupa hal penting apa pun.

Note saya gunakan untuk mencatat hasil home education, menciptakan cek list harian, menulis artikel dan lain sebagainya. Mengetik di note menjadi pilihan terbaik ketika saya tidak bisa memakai laptop.

c. Youtube


Youtube, siapa yang tak tahu dengan aplikasi ini. Aplikasi ini memungkinkan setiap orang untuk membagikan banyak sekali video. Youtube menjadi sarana bagi kami dalam mencari banyak sekali video edukasi.


3. Batasi Waktu



Di kala digital mirip ini, menjadi mustahil bila tidak memperkenalkan anak dengan teknologi. Home education berbasis digital ialah sarana bagi kami untuk mendidik anak sesuai zamannya.

Lalu bagaimana kami mengenalkan teknologi pada anak tanpa membuatnya kecanduan dan mendapatkan imbas negatif atas teknologi itu sendiri. Cara kami dalan mengenalkan anak dengan teknologi ialah dengan menciptakan arena digital dalam home education kami.

Seminggu sekali belum dewasa bebas bereksplorasi dengan banyak sekali teknologi digital. Mulai dari berguru mengenal abjad dengan laptop ataupun menonton banyak sekali video edukasi dari youtube.

Adanya batasan waktu dalam mengeksplorasi teknologi digital akan menciptakan anak mengenal teknologi tanpa kecanduan. Tidak ada larangan dalam mengenal teknologi. Namun tetap ada batasannya.

4. Pilih dan Pilah
Dalam mengakses segala isu dari internet, pastikan untuk menentukan dan memilahnya. Pilih isu yang terang sumbernya. Jangan mengambil semua informasi, pilih yang sesuai dengan kebutuhan. Agar tak banjir informasi, tentukan dulu isu apa saja yang kita perlukan.

Selain itu, pastikan telah menonton terlebih dahulu setiap video yang akan diberikan pada anak. Seleksi video sesuai umur dan kebutuhan mereka. Jangan hingga mengandung unsur kekerasan maupun pornografi.

5. Dampingi

Kendati telah mensortir setiap video yang akan diberikan pada anak, tetap dampingi anak ketika menontonnya. Dampingi anak ketika menonton video, berikan klarifikasi ketika ada yang tidak mereka mengerti dari konten video.

Setelah menonton, tanyakan pada anak wacana isi video tersebut. Menceritakan kembali isi video yang ditonton akan mengasah kemampuan anak dalam berkomunikasi. Selain itu juga akan mengasah analisa anak.

6. Teladan


Anak-anak ialah peniru ulung. Mereka akan lebih gampang memalsukan hal yang dilihatnya. Home education berbasis digital bertujuan memakai teknologi secara bijak. Memanfaatkan teknologi dalam proses pengasuhan tanpa terseret arus candu dalam teknologi itu sendiri.

Mendidik anak bijak berteknologi dimulai dari teladan yang diberikan oleh orangtua. Jadilah orangtua yang tidak larut dalam teknologi. Seperti kami, ketika harus mengakses smart phone juga ada waktunya. Kami akan meletakkan smart phone kami ketika membersamai anak-anak. Gadget hour tak hanya berlaku bagi anak, melainkan juga bagi kami.

7. Praktekkan

Home education berbasis digital pada karenanya ialah mempraktekkan proses pengasuhan di kala digital. Menggunakan teknologi secara bijak. Agar kita tidak akan ikut menyukseskan ketakutan yang diprediksi Albert Einstein wacana kemajuan teknologi ini, minimal di keluarga kita sendiri.
" _I fear the day that technology will surpass our human interaction,the world will have a generation of idiots_" - Albert Einstein

Home education berbasis digital ialah salah satu praktek konkret pendidikan keluarga sesuai dengan zamannya. Keluarga menjadi garda terdepan dalam mengantar belum dewasa menjadi generasi penerus unggul. Jadikan teknologi untuk mempermudah proses pengasuhan.


#sahabatkeluarga


Referensi :
1. Buku "Fitrah Based Education"
2. Buku "Bunda Sayang"
3. Kuliah Bunda Sayang Materi 12 : Keluarga Multimedia, Institut Ibu Profesional
4. Pengalaman Home Education Omah Rame


Ditulis Oleh : 
Dian Kusumawardani, Sos.
Penggiat home education dan penulis buku "Ibuku ialah Sekolah Terbaikku". 



Sumber http://www.deestories.com/

Comments

Popular posts from this blog

Harus Tau !! Inilah 4 Penyakit Berbahaya Akibat Keseringan Makan Mie Instan

Inilah Perbedaan Signifikan Xiaomi Mi Grup Musik 2 Dan Xiaomi Mi Grup Musik 3

Download Ebook pdf Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa