Serunya Liburan Ke Boscha
Kompleks Observatorium Boscha |
Serunya Liburan ke Boscha - Boscha, apa yang ada dipikiranmu ketika mendengar "Bosca". Kalau saya kok eksklusif ingat film Petualangan Sherina ya, duh ketauan umurnya ni, hehe. Kenangan Boscha dalam film Petualangan Sherina terus melakat dalam ingatan. Makanya, ketika kami liburan ke Bandung maka Boscha menjadi salah satu pilihan destinasi kami.
Yeaayy, alhasil ke Bosha juga |
Sejarah Boscha
Tahukah kamu, ternyata Boscha itu bukan dibangun oleh seorang ilmuwan ataupun mahir astronomi. Boscha dibangun oleh seorang pengusaha perkebunan teh yang berasal dari Jerman, Karel Albert Rudolf Boscha.
Karel Albert Rudolf Boscha, pendiri Observatorium Boscha |
Karel Albert Rudolf Boscha ini ialah pengusaha perkebunan teh yang sangat kaya raya dan dermawan. Luas perkebunanya dahulu ialah sebesar Kota Pangalengan. Karel Albert Rudolf Boscha teringat pesan ayahnya, bahwa bila beliau sukses merantau dan kaya raya jangan serakah, tinggalkan sesuatu yang bermanfaat. Maka, dibangunlah Boscha. Selain Boscha, kampus ITB juga salah satu sumbangan yang diberikan oleh Karel Albert Rudolf Boscha lho, wah sangat gemar memberi ya.
Boscha ini dibangun pada tahun mulai tahun 1923 dan selesai pada tahun 1928. Pembangunan Boscha menghabiskan biaya sebesar 200 gulden atau setara 174 juta rupiah. Wah ketika itu uang 174 juta itu banyak banget lho.
Boscha ini bukanlah sebuah museum, kendati sudah usang berdiri. Boscha ialah laboratorium. Hmm memangnya apa bedanya museum dan laboratorium ya? Bukankah sama-sama tempat belajar.
Museum ialah tempat memajang benda-benda kuno. Di museum yang dipelajari ialah sejarah dari benda-bendanya. Benda-benda yang dipamerkan biasanya sudah tidak sanggup menjadi alat pembelajaran. Sedangkan laboratorium, barang-barang yang ada masih sanggup digunakan. Laboratorium untuk melaksanakan penelitian. Begitulah Boscha, dibangun untuk penelitia astronomi, laboratorium. Pengelolaan Bosca dipercayakan pada Fakultas MIPA ITB.
Boscha sengaja di berdiri di Lembang, sebab butuh tempat yang tinggi untuk sanggup melihat benda-benda langit. Selain itu, dulunya daerah ini masih sangat sepi. Tidak banyak rumah-rumah penduduk, sehingga tidak banyak polusi cahaya. Tapi itu dulu, kini seiring dengan perkembang zaman, kota Lembang semakin berkembang. Banyak pemukiman dibangun disini, bahkan kini Lembang jadi sentra wisata di Bandung. Banyak dibangun banyak sekali tempat wisata disana. Ini menciptakan acara penelitian di Boscha terganggu. Sebenarnya sudah semenjak tahun 2008 ada gerakan "Save Boscha", para pengurus Boscha sudah berusaha mengimbau pemerintah untuk berhubungan mengatasi polusi cahaya, namun sampai kini tidak mencapai titik temu. Maka solusi terbaru ialah membangun observatorium gres di Nusa Tenggara Timur. Tenang, Boscha nya masih di Lembang kok. Observatorium yang di NTT dikendalikan dari Boscha Lembang. Proyek yang menghabiskan dana milyaran itu akan selesai pada tahun 2021. Dan akan menjadi observatorium terbesar di Asia Tenggara, keren kan?!.
Sebelum tiba ke Boscha, saya selalu berpikir bahwa Boscha itu ya bangunan yang berbentuk kubah ibarat yang sering saya lihat di televisi. Tapi ternyata saya salah, yang namanya Boscha itu ialah semua kompleks bangunan yang ada di Lembang.
Gedung berbentuk kubah ini namnya gedung Kupple. Gedung ini ialah salah satu tempat penyimpanan teleskop yang ada di Boscha. Ya, di Boscha banyak bangunan ibarat rumah. Tapi bukan rumah ibarat rumah untuk manusia. Melainkan rumah untuk teleskop. Nah di Kupple ini ialah tempat menyimpan teleskop yang paling besar, namanya Teleskop Zeiss.
Teleskop ini ialah teleskop yang pertama kali di pasang di Boscha. Hingga kini semua peralatannya masih bertahan. Namun ada juga beberapa peremajaan. Misalnya ialah memasang kamera digital pada teleskop Zeiss. Juga peredam bunyi dalam ruangan.
Rencananya ke Boscha itu semoga sanggup lihat bintang sama teleskop. Tapi apa daya, kunjungan pada malam hari hanya dibuka ketika bulan April sampai Agustus. Ya, meneropong bintang di malam hari gres sanggup dilakukan ketika ekspresi dominan kemarau. Sekarang masih ekspresi dominan hujan, bintangnya juga nggak kelihatan.
Hmm, tapi kami tetap pergi ke Boscha. Tetap ingin melihat observatorium itu. Disana walaupun tidak sanggup meneropong bintang, kami menerima pengetahuan seputar Boscha. Selain itu kami ditunjukkan simulasi pengoperasian tekeskop Zeiss. Asli keren abis, kau ingin tau juga? Klik saja video-video kunjungan kami ke Boscha dikanal youtube dibawah ini.
Setelah puas melihat-lihat gedung kupple dan teleskop Zeiss kami diajak ke ruang multimedia. Disini kami diputarkan video perihal Boscha dan pengetahuan perihal tata surya. Anak-anak jadi excited, maklum tata surya menjadi salah satu topik favorit mereka ketika home education. Jika selama ini mereka hanya tahu tata surya dari buku, maka kini mereka bosa berguru tata surya eksklusif di observatorium. Semoga lain kali kita sanggup ke Boscha ketika malam hari ya.
Oh ya di Boscha juga ada toko souvenir lho. Kamu sanggup membeli banyak sekali souvenir khas Boscha. Mulai dari T-Shirt, pin, gantungan kunci, buku-buku astronomi, miniatur Boscha dan banyak sekali mainan edukatif bertema tata surya. Kalau kami membi miniatur gedung kupple dan permainan DIY tata surya.
Souvenir khas Boscha |
Cara Reservasi Boscha
Sebelum kunjungan kami sudah mencari gosip perihal cara reservasi Boscha. Ada seorang teman yang memberi saya link website seputar registrasi kunjungan ke Boscha.
Observatorium Boscha, buka setiap hari selasa sampai sabtu. Khusus kunjungan keluarga dan perorangan hanya di buka pada hari Sabtu. Sedangkan hari selasa sampai jum at diperuntukkan untuk kunjungan rombongan, dengan kapasitas 180 orang per sesi. Sedangkan untuk kunjungan keluarga hanya dibatasi 20 orang per sesi.
Jadwal Kunjungan Boscha |
Oh ya ada tiga sesi kunjungan di Boscha,
Bila tiba dengan keluarga, ksmu sanggup eksklusif kesini tak perlu reservasi. Sedangkan untuk kunjungan rombongan dan malam hari pastikan reservasi dahulu. Kamu sanggup reservasi via telepon. Tak perlu khawatir soal biaya, harga tiketnya hanya 15 ribu per orang. Murah meriah kan?
Nah bagaimana? Apa kau tertarik untuk berkunjung juga ke Boscha? Datanglah, dijamin tidak rugi.
Comments
Post a Comment