Perjalanan Menulis, Dari Buku Harian Sampai Buku Solo
Menulis, acara yang saya sukai semenjak kecil. Saat masih duduk di dingklik kelas 5 SD saya sudah rutin menulis buku harian. Menceritakan setiap hal yang saya alamai seharian. Kebiasaan itu berlanjut sampai lulus wisuda S1.
Tak hanya buku harian, semenjak SD-SMP saya suka menulis puisi dan cerpen. Beberapa pernah di muat di majalah belum dewasa ibarat Bobo dan Merntari Putera Harapan. Saat Sekolah Menengan Atas jenis goresan pena saya mulai bergeser. Saya lebih banyak menulis non fiksi. Jabatan sebagai ketua KIR (Karya Ilmiah Remaja) ketika SMA, menciptakan saya terbiasa menulis karya ilmiah. Tulisan hasil dari penelitian. Tiga piala skala nasional sudah saya berikan pada almater Sekolah Menengan Atas saya. Bahkan dengan goresan pena saya dapat diterima menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Surabaya tanpa tes.
Ketika menjadi mahasiswa saya semakin sering menulis menurut hasil penelitian. Oleh lantaran itu saya balasannya diangkat sebagai tangan kanan dosen bidang penelitian. Pekerjaan itu menciptakan saya dapat sering keliling kota untuk melaksanakan penelitian. Sebuah pengalaman yang luar biasa.
Kemudian ketika bekerja di forum konsultan internasional, goresan pena saya banyak membahas perihal CSR (Corporate Social Responsibility). Beberpa kali goresan pena saya dimuat dalam majalah-majalah bisnis.
Seiring berjalanan waktu, perubahan tugas menciptakan perubahan dalam jenis goresan pena saya. Memang masih non fiksi, tapi lebih banyak bertema parenting. Maklum, ketika mempunyai anak saya berkomitmen lebih banyak melaksanakan acara dalam rumah. Lebih banyak menjadi home educator bagi dua orang puteri saya. Perjalanan home education dalam rumah kami menjadi bahan-bahan goresan pena saya.
Ditengah-tengah kesibukan sebagau seorang ibu, saya masih sering menulis. Tulisan saya pertama kali dibukukan dalam sebuah buku antologi yang berjudul " Jibaku Post Power Syndrome Full Time Mom ". Dimana goresan pena saya ya berasal dari pengalaman saya ketika tetapkan menjadi seorang full time mom.
Setelah mempunyai 4 buku antologi, saya memberanikan diri menciptakan buku solo. Buku yang berisi perjalanan saya menjadi seorang ibu. Buku perihal bagaimana menjadi sekolah terbaik bagi anak. Alhamdulillah, sampai detik ini dalsm waktu 6 bulan buku ini sudah laris sebanyak 2200 eksemplar. Angka yang cukup tidak mengecewakan buat seorang penulis pemula ibarat saya ini.
Menulis menciptakan saya menjadi lebih hidup. Dengan menulis saya dapat mengikat makna dari setiap perjalanan hidup.
Bagaimana dengan kamu? Apa pengalaman menulis yang paling berkesan dalam hidupmu?
Sumber http://www.deestories.com/
Comments
Post a Comment